Dongeng Unik Birmingham City Juara Piala Liga 2011 Sekaligus Degradasi dari Liga Utama Inggris

JURNAL NGAWI - Kota Birmingham dikenal dengan banyak hal, mulai dari universitas terkemuka hingga pabrik coklat Cadbury yang terkenal. Namun, salah satu aspek yang tak boleh dilupakan adalah rivalitas sepakbola yang panas di kota ini, terutama antara Aston Villa dan Birmingham City. Perseteruan mereka sering disebut sebagai "The Second City Derby," dan rivalitas ini selalu memicu emosi para penggemar sepakbola.

Meski Birmingham City selalu berada dalam bayang-bayang rivalnya, Aston Villa, pada tahun 2011, mereka berhasil menciptakan sebuah dongeng unik yang akan dikenang oleh para penggemar sepakbola selamanya.

Sejarah di Wembley

Pada tahun 2011, Birmingham City berhasil mencapai final Piala Liga Inggris (Carling Cup) dan menghadapi kekuatan besar Arsenal di Stadion Wembley. Meskipun mereka dianggap sebagai tim underdog dengan materi pemain yang lebih lemah daripada The Gunners, semangat dan tekad yang luar biasa memandu mereka melalui pertandingan yang sengit.

Pada pertandingan tersebut, pasukan McLeish tampil penuh semangat dan tak kenal menyerah. Meskipun tertinggal lebih dulu setelah gol dari bintang Arsenal, Robin Van Persie, Birmingham City mampu membalas dengan gol yang dicetak oleh pemain baru mereka, Nikola Zigic. Pada babak kedua, striker Nigeria yang baru masuk, Obafemi Martins, mampu menciptakan perubahan besar. Berkat blunder dari Laurent Koscielny dan Wojciech Szczesny, Martins mampu memanfaatkan kesempatan tersebut dan mencetak gol kemenangan 2-1 yang menggetarkan hati para pendukung Birmingham City.

Baca Juga: Profil Jude Bellingham Bintang Muda Real Madrid yang semakin Bersinar

Baca Juga: Serhou Guirassy Senjata Mematikan VfB Stuttgart di Bundesliga 2023/24

Trofi Bersejarah

Kemenangan ini tidak hanya menjadi momen bersejarah untuk Birmingham City, tetapi juga meraih trofi Piala Liga Inggris kedua mereka sejak tahun 1955. Para penggemar yang hadir di Wembley dan di seluruh kota Birmingham merayakan kemenangan ini sebagai prestasi luar biasa.

Namun, kebahagiaan mereka hanya bertahan sesaat.

Degradasi yang Menyakitkan