Selebrasi Makan Pemain Irak Berujung Kartu Merah: Apa yang Terjadi?

- 30 Januari 2024, 20:20 WIB
Kontroversi selebrasi kartu merah Aymen Hussein Irak di Piala Asia 2023: wasit sanksi gerakan makan di lapangan, dampak kekalahan terasa.
Kontroversi selebrasi kartu merah Aymen Hussein Irak di Piala Asia 2023: wasit sanksi gerakan makan di lapangan, dampak kekalahan terasa. /Jurnal Ngawi /

JURNAL NGAWI - Pada pertandingan seru antara Tim Nasional Irak dan Yordania di Piala Asia 2023 Qatar, sorotan tak hanya tertuju pada jalannya pertandingan yang ketat, tetapi juga pada momen kontroversial saat pemain Irak, Aymen Hussein, mendapat kartu merah setelah merayakan gol dengan cara yang dianggap terlalu berlebihan.

Dalam momen yang memicu polemik ini, setelah berhasil mencetak gol ke gawang Yordania, Hussein melakukan selebrasi yang kontroversial dengan menirukan gerakan makan dengan tangan. Namun, yang mengejutkan, wasit memberikan kartu kuning kedua, yang berarti kartu merah, kepada Hussein.

Menurut aturan dari International Football Association Board (IFAB), wasit memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi terhadap selebrasi yang dianggap membuang-buang waktu atau berlebihan.

Dalam kasus ini, Hussein dituduh melakukan kedua hal tersebut. Ia terlebih dahulu keluar lapangan untuk merayakan gol, namun kemudian kembali masuk lapangan untuk melanjutkan selebrasi dengan gerakan makan.

Keputusan wasit ini pun menuai beragam tanggapan. Ada yang mengkritik keputusan tersebut sebagai terlalu ketat, sementara yang lain mendukungnya sebagai tindakan tegas untuk menjaga disiplin dalam pertandingan.

Namun, tak bisa dipungkiri bahwa selebrasi yang dilakukan Hussein dengan meniru gerakan pemain lawan sebelumnya juga menambah kekacauan dalam situasi yang sudah tegang.

Pada akhirnya, keputusan kontroversial ini berdampak besar bagi tim Irak. Bermain dengan sepuluh pemain setelah kehilangan Hussein, Irak terpaksa harus menerima kekalahan dari Yordania dengan skor 2-3. Hasil ini membuat Yordania melaju ke perempat final Piala Asia 2023, sementara Irak harus menelan kekecewaan.

Meskipun kontroversi ini mengguncang tim Irak, kejadian ini juga menjadi pembelajaran bagi semua pemain untuk lebih memperhatikan tindakan mereka di lapangan.

Selebrasi yang semestinya menjadi momen kegembiraan, bisa berubah menjadi bumerang jika dilakukan secara berlebihan atau dengan maksud provokasi. Dengan demikian, kepatuhan terhadap aturan dan sikap sportifitas tetap menjadi hal yang sangat penting dalam dunia sepak bola internasional.***

Editor: Hafidz Muhammad Reza


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah