Network
JURNAL NGAWI - Ibu kota China, Beijing, memenuhi standar kualitas udara untuk pertama kalinya tahun lalu, kata para pejabat pada Selasa, menyusul upaya bersama untuk mengurangi konsumsi batu bara, mengurangi emisi transportasi dan merelokasi industri berat.
China menyatakan perang terhadap polusi pada dimulai pada tahun 2014 setelah serangkaian kabut asap yang berbahaya di Beijing dan di tempat lain memicu kemarahan publik yang meluas pada saat itu.
Baca Juga: Biden Beri Tahu Ukraina, AS Akan Respon Tegas Jika Rusia Menyerang Ukraina
Pembacaan rata-rata partikel kecil berbahaya di udara yang dikenal sebagai PM2.5 mencapai 33 mikrogram per meter kubik di Beijing sepanjang tahun 2021, turun 13% dibandingkan tahun sebelumnya, pemenuhan standar China sebesar 35 mikrogram untuk pertama kalinya dalam catatan, kata para pejabat saat briefing pada hari Selasa.
Rata-rata tahunan 33 mikrogram jauh lebih tinggi dari ukuran yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia yaitu 5 mikrogram.
Yu Jianhua, wakil kepala biro perlindungan lingkungan Beijing, menggambarkan upaya kota selama dekade terakhir, serta kecepatan perbaikannya, capaian ini dikatakan, "belum pernah terjadi sebelumnya".
Baca Juga: Perempuan Tertua di Dunia Hari ini Merayakan Ulang Tahun
"Semua wilayah dan semua departemen bekerja sama dan mengorganisir seluruh masyarakat untuk mencapai peningkatan komprehensif dalam kualitas udara Beijing," katanya.
"Penduduk Beijing menikmati langit cerah hampir empat bulan lebih banyak tahun lalu dibandingkan dengan 2013", tambahnya.
Beijing berjanji pada 2015 bahwa mereka akan menggunakan pementasan Olimpiade Musim Dingin pada 2022 untuk membantu mendorong perbaikan di lingkungannya, dengan Presiden China Xi Jinping bersumpah untuk menjadi tuan rumah Olimpiade "hijau".
