Rusia Tuntut Meta Facebook Atas Aturan Berbau Provokatif, Izinkan Ujaran Kebencian Pada Rusia

- 11 Maret 2022, 16:12 WIB
Rusia Tuntut Meta Facebook Atas Aturan Berbau Provokatif, Izinkan Ujaran Kebencian Pada Rusia
Rusia Tuntut Meta Facebook Atas Aturan Berbau Provokatif, Izinkan Ujaran Kebencian Pada Rusia /Jurnal Ngawi /Gambar Kolase Jurnal Ngawi

JURNAL NGAWI - Ketua Negara Duma Volodin menginstruksikan untuk menyiapkan banding ke Komite Investigasi dan Kantor Kejaksaan Agung terkait persoalan Meta

Ketua Duma Negara Vyacheslav Volodin menginstruksikan Komite Majelis Keamanan dan Anti-Korupsi untuk menyiapkan penuntutan ke Jaksa Agung Rusia dan Komite Investigasi tentang persoalan dengan Meta.

Diketahui sebelumnya, Meta Platforms, sehubungan dengan peristiwa di Ukraina, mencabut larangan jejaring sosial Facebook dan Instagram atas seruan atau ujaran kekerasan terhadap militer Rusia, tetapi tidak terhadap penduduk sipil Rusia, kata juru bicara perusahaan Andy Stone sebelumnya, dikutip dari Ria Novosti.

Sedangkan menurut Reuters, kebijakan baru juga memungkinkan seruan untuk kematian Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Belarusia Alexander Lukashenko.

"Sudah sepantasnya menginstruksikan tim keamanan untuk menyiapkan imbauan kepada Jaksa Agung, kepada Komite Investigasi untuk segera mengambil tindakan penuntutan, karena ini adalah perang informasi," kata Volodin dalam sidang paripurna, Jumat, 11 Maret 2022, seperti yang dikutip dari Ria Novosti.

Dia menambahkan, "jika ada alasan, Roskomnadzor juga bisa turun tangan."

Sebelumnya, Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat menyerukan penghentian aktivitas ekstremis perusahaan Meta, yang menyediakan paltform media jejaring sosial.

Dari informasi yang dihimpun dari Reuters melalui email internal, Perusahaan AS Meta mengizinkan pengguna jejaring sosial Facebook dan Instagram-nya untuk melakukan seruan ujaran kebencian terhadap tentara Rusia, dan Presiden Putin.

Perubahan kebijakan perusahaan itu karena operasi militer Rusia di Ukraina.

Menurut surat Meta, seruan untuk melakukan kekerasan terhadap orang Rusia diizinkan jika pesan tersebut dengan jelas menyebutkan operasi militer di Ukraina.

Halaman:

Editor: Anwar Thohir

Sumber: RIA Novosti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah