Meta Facebook Berdalih Ujaran Kebencian Kepada Rusia Hanya Untuk Penggunanya di Ukraina

- 12 Maret 2022, 15:36 WIB
Perusahaan Meta Facebook Berdalih Ujaran Kebencian Kepada Rusia Hanya Untuk Pengguna Ukraina
Perusahaan Meta Facebook Berdalih Ujaran Kebencian Kepada Rusia Hanya Untuk Pengguna Ukraina /Jurnal Ngawi /Gambar Kolase Jurnal Ngawi

JURNAL NGAWI - Perusahaan Facebook Meta Platforms (FB.O) mengatakan, kebijakan perubahan konten ujaran kebencian berbau provokatif kepada penggunanya beralasan hanya untuk Ukraina, agar pengguna menyuarakan penentangan terhadap serangan Rusia, (11/3/2022)

Pernyataan alasan itu disampaikan Meta setelah Rusia akan menuntut perusahaan atas kebijakan barunya tersebut.

Pengguna Facebook, Instagram dibolehkan memposting ujaran kebencian terhadap Rusia seperti, "Kematian Penjajah Rusia, Kematian Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko."

Presiden Meta Global Affairs Nick Clegg, melalui tweet mengatakan, Perusahaan bertujuan untuk melindungi hak bicara sebagai ekspresi pembelaan diri sebagai reaksi terhadap invasi ke Ukraina, kebijakan tersebut hanya berlaku untuk Ukraina.

"Jika kami menerapkan kebijakan konten standar kami tanpa penyesuaian apa pun, menghapus konten dari warga sipil Ukraina yang mengungkapkan perlawanan dan kemarahan mereka pada pasukan militer Rusia yang menyerang, akan dianggap tidak dapat ditepat," tulis Clegg.

"Kami tidak memiliki perselisihan dengan orang-orang Rusia. Tidak ada sama sekali dalam kebijakan kami tentang ujaran kebencian menyangkut orang-orang Rusia," tambahnya.

Diketahui, pernyataan kebijakan baru perusahaan Meta melalui email internal yang diberitakan oleh Reuters, (11/3/2022) yang isinya mengatakan, perubahan kebijakan perusahaan membolehkan penggunanya memposting ujaran kebencian terhadap Rusia.

Seruan provokatif tersebut diterapkan untuk pengguna platform Facebook, Instagram milik perusahaan Meta di negara: Armenia, Azerbaijan, Estonia, Georgia, Hongaria, Latvia, Lithuania, Polandia, Rumania, Rusia, Slovakia, dan Ukraina.

Email yang diberitakan oleh Reuters juga menunjukkan, raksasa perusahaan komunikasi AS tersebut mengizinkan postingan ujaran kebencian yang menyerukan 'kematian Putin' atau 'Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.'

Menanggapi seruan perusahaan Meta tersebut, Rusia melalui Ketua Duma Negara Vyacheslav Volodin menginstruksikan Komite Majelis Keamanan dan Anti-Korupsi untuk menyiapkan penuntutan ke Jaksa Agung Rusia dan Komite Investigasi.

Halaman:

Editor: Anwar Thohir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah