Krisis Air dan Pembalut Terpaksa Wanita Di Gaza Minum Pil Penunda Menstruasi

- 8 November 2023, 10:32 WIB
Warga Palestina mengungsi ke selatan Gaza di tengah klaim kemajuan perang dari Israel dan Hamas.
Warga Palestina mengungsi ke selatan Gaza di tengah klaim kemajuan perang dari Israel dan Hamas. /Mohammed Al-Masri/

Meskipun pil ini dapat membantu mengatasi masalah menstruasi, mereka juga memiliki efek samping yang tidak diinginkan, seperti pendarahan vagina yang tidak teratur, mual, perubahan siklus menstruasi, pusing, dan perubahan suasana hati.

Namun, bagi beberapa wanita seperti Salma Khaled, tampaknya mereka tidak memiliki pilihan lain di tengah gencarnya pemboman Israel dan blokade Jalur Gaza.

Salma, seorang wanita berusia 41 tahun yang telah meninggalkan rumahnya di Kota Gaza dua minggu yang lalu untuk tinggal dengan kerabatnya di kamp pengungsi Deir el-Balah di Gaza tengah, mengungkapkan penderitaannya. Dia merasa terus-menerus dalam ketakutan, ketidaknyamanan, dan depresi, yang berdampak buruk pada siklus menstruasinya.

"Saya mengalami hari-hari tersulit dalam hidup saya selama perang ini. Saya mendapat menstruasi dua kali dalam bulan ini, yang sangat tidak teratur bagi saya, dan mengalami pendarahan hebat," kata Salma.

Masalah juga muncul dalam pasokan pembalut, dengan toko dan apotek yang masih buka seringkali tidak memiliki persediaan yang mencukupi. Selain itu, berbagi rumah dengan puluhan kerabat di tengah kekurangan air telah membuat kebersihan rutin menjadi sebuah kemewahan.

Penggunaan kamar mandi harus dijatah, dan mandi dibatasi hanya beberapa hari sekali. Semua ini menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh wanita-wanita di Jalur Gaza selama masa konflik yang sulit ini.***

Halaman:

Editor: Zayyin Multazam Sukri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah