Hari Ini dalam Sejarah: Pemberontakan PKI Madiun 18 September 1948

- 18 September 2023, 18:14 WIB
Faktor yang membuat gerakan PKI Madiun dianggap sebagai ancaman bagi keutuhan NKRI adalah
Faktor yang membuat gerakan PKI Madiun dianggap sebagai ancaman bagi keutuhan NKRI adalah /Darya Sannikova/pexels.com

Amir Syarifuddin yang tidak puas dengan pemerintahan baru ini membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948, yang menjadi katalisator untuk pemberontakan berikutnya.

Pemberontakan di Madiun

Pada tanggal 18 September 1948, pukul 03.00 pagi, FDR Madiun, yang dipimpin oleh Sumarsono dan Djoko Sujono, memulai serangan mereka di kota Madiun. Mereka merebut pejabat pemerintah daerah, sentral telepon, dan markas tentara.

Dalam serangan ini, dua perwira tewas dan empat orang lainnya terluka. Dalam hitungan jam, Madiun sepenuhnya berada di bawah kendali FDR.

Setelah mendengar tentang serangan ini, Musso dan Amir Syarifuddin menuju Madiun untuk mendiskusikan situasi bersama para pemimpin FDR, seperti Sumarsono, Setiadjit, dan Wikana.

Deklarasi Republik Soviet Indonesia

Pada tanggal 19 September 1948, Presiden Soekarno menyatakan bahwa pemberontakan Madiun adalah upaya untuk menggulingkan pemerintah Indonesia. Musso, salah satu pemimpin PKI, juga menyatakan bahwa mereka telah membentuk "Republik Soviet Indonesia."

Musso menuding Soekarno dan Hatta sebagai budak imperialisme Amerika dan pengedar Romusha. Konflik antara pemerintah pusat dan pemberontak semakin memanas.

Baca Juga: Waspada Perampokan Lewat WhatsApp dan Gmail, Kenali Modus dan Cara Mengatasinya Ternyata Mudah Sekali

Pengakhiran Pemberontakan

Pemberontakan PKI Madiun berlangsung selama beberapa bulan dan akhirnya berhasil dipadamkan oleh pemerintah pusat. Namun, peristiwa ini meninggalkan luka yang dalam dalam sejarah Indonesia.

Pemberontakan ini menggambarkan konflik ideologi dan politik yang kompleks yang ada di dalam negeri saat itu, serta berdampak pada nasionalisme dan persatuan Indonesia.

Meskipun PKI Madiun akhirnya gagal, pengaruhnya terhadap perkembangan politik Indonesia tetap relevan dalam sejarah bangsa ini.

Halaman:

Editor: Zayyin Multazam Sukri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah