"Ini adalah letusan yang paling baik disaksikan dari luar angkasa," kata Cronin.
"Penyebaran letusan yang besar dan eksplosif menunjukkan bahwa itu mungkin yang terbesar sejak sekitar letusan Pinatubo tahun 1991," kata Cronin.
Tidak hanya letusan gunung berapi bawah laut, letusan itu juga memicu terjadinya gelombang tsunami di sekitar Pasifik yang menyebabkan kerusakan parah pada ibu kota negara kepulauan itu dan menutupinya dengan debu.
Baca Juga: Alat Pemantau Gunung Api Sumbing Jawa Tengah Raib, Pemantauan Kegempaan Terganggu
Namun, sampai hari ini belum ada kepastian seberapa para kerusakan tersebut karena terhambat komunikasi yang minim di kepulauan Tonga.
Letusan pada hari Sabtu (15/1/2022) begitu kuat sehingga tercatat di seluruh dunia dan terdengar hingga Alaska, memicu tsunami yang membanjiri garis pantai Pasifik dari Jepang hingga Amerika Serikat.
Ibu kota Nuku'alofa mengalami kerusakan parah, menurut Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, tidak ada laporan cedera atau kematian tetapi belum ada laporan yang pasti karena jalur komunikasi terputus.
Baca Juga: Muncul Hiu Raksasa Sebelum Tragedi Gempa Pandeglang Banten, Video Rekaman itu Viral di Medsos
"Tsunami memiliki dampak yang signifikan di pantai di sisi utara Nuku'alofa dengan perahu dan batu-batu besar terdampar," kata Ardern setelah kontak dengan kedutaan Selandia Baru di Tonga.
"Nuku'alofa tertutup lapisan debu vulkanik tebal tetapi sebaliknya kondisinya tenang dan stabil," katanya.
Kini, Tonga tengah membutuhkan pasokan air, karena awan abu telah menyebabkan kontaminasi.