Ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal akibat banjir di provinsi Sindh selatan, dengan banyak yang tidur di tepi jalan raya layang untuk melindungi diri dari air.
Baca Juga: Polres Magetan Ciduk 3 Pelaku Pengedar Pupuk Palsu, Kapolres: Didapatkan dari Wilayah Mojokerto
"Kami telah membeli tenda dari semua produsen yang tersedia di Pakistan," kata kepala menteri Sindh Syed Murad Ali Shah dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, 15 September 2022.
Namun, sepertiga dari tunawisma di Sindh bahkan tidak memiliki tenda untuk melindungi mereka dari unsur-unsur, katanya.
Selama beberapa minggu terakhir, pihak berwenang telah membangun penghalang untuk mencegah air banjir keluar dari bangunan utama seperti pembangkit listrik dan rumah.
Sementara para petani yang tinggal untuk mencoba menyelamatkan ternak mereka menghadapi ancaman baru karena pakan ternak mulai habis.
Pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyalahkan perubahan iklim atas air yang melonjak setelah suhu musim panas yang memecahkan rekor.
Pakistan menerima 391 mm (15,4 inci) hujan, atau hampir 190% lebih banyak dari rata-rata 30 tahun, pada bulan Juli dan Agustus.
Itu naik menjadi 466% untuk provinsi Sindh, salah satu daerah yang terkena dampak terburuk.