Putin Beri Tahu Barat Mengenai Dampak Sanksi yang Diberlakukan Barat Kepada Rusia

6 April 2022, 12:51 WIB
Putin Beri Tahu Barat Dampak Sanksi yang Diberlakukan Barat Kepada Rusia /Gambar leadervladimirputin

JURNAL NGAWI - Putin memberi tahu negara-negara Barat sanksi mereka akan menyebabkan kekurangan pangan di 'wilayah termiskin di dunia' dan menyebabkan migrasi melonjak.

Pada hari Selasa (5/4/2022) Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sanksi negara-negara barat justru akan menyebabkan krisis pangan global.

Dia menambahkan bahwa Kremlin hanya dapat mengekspor komoditas pertaniannya ke negara-negara yang bersahabat dengan Rusia.

Seperti yang disampaikan oleh seorang pejabat Rusia pada pekan lalu, ia menyebutkan jika makanan sebagai "senjata diam-diam" dalam perang melawan sanksi Barat.

Sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat atas Rusia akan menyebabkan krisis pangan global hal itu disampaikan oleh Putin pada acara pertemuan pengembangan produksi pangan.

Putin mengatakan, harga energi yang tinggi dan kekurangan pupuk berarti negara-negara Barat harus mencetak lebih banyak uang untuk membeli pasokan, hak itu akan mengakibatkan kekurangan pangan di negara-negara miskin.

"Mereka pasti akan memperburuk kekurangan pangan di wilayah termiskin di dunia, memacu gelombang migrasi baru, dan, secara umum, mendorong harga pangan lebih tinggi lagi," kata Putin dalam pertemuan tentang pengembangan produksi pangan, dikutip dari Reuters, (5/4/2022)

Putin juga menyarankan Rusia tidak akan mengekspor makanan ke negara-negara yang "bermusuhan" dengannya.

"Kita harus lebih berhati-hati dengan pasokan makanan di luar negeri, terutama dengan ekspor ke negara-negara yang memusuhi kita," kata Putin

Pekan lalu, Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia dan pejabat keamanan senior di negara itu, juga mengatakan Rusia "tidak akan memasok produk-produk pertanian kami kepada musuh kami."

Tindakan itu akan menjadi pembalasan atas sanksi, kata Medvedev dalam sebuah pesan di saluran Telegramnya , menambahkan bahwa makanan adalah "senjata yang diam-diam".

"Kami akan memasok makanan dan tanaman hanya untuk teman-teman kami," katanya.

Baik Rusia maupun Ukraina adalah pengekspor utama gandum dan jagung. Rusia menyumbang hampir 17% dari pasokan gandum global, yang menjadikannya pengekspor tanaman terbesar, menurut laporan ING .

Sedangkan Ukraina menyumbang 12% dari pasokan gandum dan 17% dari pasokan jagung.

Seorang juru bicara Bank Dunia sebelumnya mengatakan kepada Insider's Urooba Jamal bahwa "perang di Ukraina datang pada saat yang buruk bagi dunia."

"Kemiskinan di mana-mana sudah menderita inflasi tinggi dan kenaikan harga pangan, diperburuk oleh biaya energi yang lebih tinggi dan pembatasan perdagangan," kata juru bicara itu. "Kekurangan komoditas dan kenaikan harga secara luas dapat menambah tekanan inflasi dan kerawanan pangan."***

Editor: Anwar Thohir

Tags

Terkini

Terpopuler