Korea Utara Kutuk AS Sebagai Dalang Ketidakstabilan di Berbagai Belahan Dunia

- 10 April 2022, 12:29 WIB
Korea Utara Kutuk AS dan Barat Sebagai Dalang Ketidakstabilan di Berbagai Belahan Dunia
Korea Utara Kutuk AS dan Barat Sebagai Dalang Ketidakstabilan di Berbagai Belahan Dunia /Gambar Bendera Korea Utara

JURNAL NGAWI - Korea Utara mengutuk Amerika Serikat karena menjadikan krisis di sekitar Ukraina sebagai masalah hak asasi manusia dan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Pernyataan tersebut muncul karena krisis di sekitar Ukraina tiba-tiba menjadi masalah hak asasi manusia. AS dan media barat menyuarakan sebagai kejahatan perang, dengan plot yang bermotif politik untuk mencemarkan Rusia yang bertujuan untuk menggulingkan pemimpin Rusia.

Kim Myong Chol, pemerhati studi internasional Korea Utara merilis pernyataannya, "Yang kalah terakhir adalah Amerika Serikat" pada Sabtu (10/4/2022)

"AS dan negara-negara barat adalah dalang agresi yang menyebabkan kekerasan, perang, bencana kemanusiaan dan ketidakstabilan di berbagai belahan dunia termasuk bekas Yugoslavia, Afghanistan dan Irak dan tanpa ampun membunuh jutaan warga sipil tak berdosa." Bunyi pernyataan rilisan tersebut sebagimana dikutip dari Korean Central News Agency (KCNA)

Lanjut pernyataan tersebut, "Sangat tidak logis dan merupakan penghinaan terhadap hak asasi manusia bahwa negara-negara seperti itu menyebut diri mereka sebagai "penjaga warga sipil".

"Tindakan kriminal perang" yang banyak digembar-gemborkan oleh AS dan negara-negara barat adalah produk dari plot bermotif politik yang direncanakan dan dikoordinasikan dengan hati-hati sebagai bagian dari konspirasi psikologis mereka untuk mencemarkan nama baik eksternal Rusia dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintahannya.

"Mata air berlumpur akan memiliki aliran berlumpur." Pernyataan tersebut juga menyoroti perilaku AS yang sering mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan selalu menggunakan sanksi atas nama kelompok bangsa-bangsa.

Dalam pernyataan tersebut mengkritisi, Presiden AS telah menuduh Presiden Rusia tanpa ada data dan fakta yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Tuduhan terbaru yang dibuat presiden AS, berbicara buruk tentang presiden Rusia dengan data yang tidak falid."

"Sebagai seorang presiden seharusny tahu seberapa berat konsekuensi setiap kata-katanya dan apa pengaruhnya di arena politik dunia." Bunyi pernyataan tersebut.

Halaman:

Editor: Anwar Thohir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah