Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Ajukan Dua Dokumen Perjanjian Damai Pada Rusia, Berikut Isinya

- 17 April 2022, 09:35 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Ajukan Dua Dokumen Perjanjian Damai Dengan Rusia, Berikut Isinya
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Ajukan Dua Dokumen Perjanjian Damai Dengan Rusia, Berikut Isinya /Gambar kolase Jurnal Ngawi

“Moskow ingin memiliki satu kesepakatan yang membahas semua masalah. Namun, tidak semuanya bisa dalam satu meja dengan Rusia. Bagi mereka, jaminan keamanan untuk Ukraina adalah satu masalah, dan perjanjian dengan Rusia adalah masalah lain,” kata Zelensky.

Terlepas dari kemajuan nyata yang dicapai dalam negosiasi antara Moskow dan Kiev di Istanbul pada akhir Maret kemarin, awal pekan ini Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pembicaraan damai telah “kembali ke jalan buntu.”

Putin menjelaskan bahwa Ukraina telah menolak untuk memenuhi salah satu permintaan utama Rusia: untuk mengakui Krimea sebagai republik Rusia dan Donbass sebagai republik yang merdeka.

Pernyataan Putin tersebut menyusul pengumuman Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov bahwa Kiev telah mengajukan proposal tertulis baru yang menyimpang dari apa yang ditawarkan selama berlangsungnya pembicaraan.

Proposal baru yang diajukan Zelensky, menurut Lavrov, tidak menyebutkan bahwa jaminan keamanan yang ingin diperoleh Kiev tidak mencakup Krimea.

Mendapatkan jaminan keamanan dari kekuatan dunia disebut oleh Kiev sebagai syarat utama untuk menyetujui status netral dan meninggalkan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.

Untuk diketahui, Rusia menyerang Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022. Menurut Rusia hal itu sebagai operasi khusus, karena Ukraina tidak mengindahkan protokol perjanjian Minsk 2014, pengakuan atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai negara Jerman dan Prancis tersebut dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.

Halaman:

Editor: Anwar Thohir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah