Network
JURNAL NGAWI - Serangan brutal Israel di Gaza telah mengejutkan dunia. Dalam serangan tersebut, tidak hanya orang dewasa yang menjadi korban, tetapi juga anak-anak, remaja, bahkan balita.
Situasi di Jalur Gaza semakin memprihatinkan, dengan jenazah tiga anak yang tergeletak di rumah sakit Martir Al-Aqsa. Keadaan mereka menunjukkan tingkat ketakutan dan keputusasaan yang dialami oleh orang tua di daerah tersebut.
Menurut Dr. Abdul Rahman al Masri, kepala unit gawat darurat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, banyak orang tua di Gaza kini menuliskan nama anak-anak mereka di tubuh mereka.
Tindakan ini bertujuan agar anak-anak dapat diidentifikasi jika mereka terluka atau bahkan menjadi korban. Ketakutan akan serangan udara tanpa henti oleh Israel setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober telah mendorong orang tua untuk mengambil langkah ekstrim ini.
Baca Juga: Serangan Israel ke Jalur Gaza Semakin Menggila, Warga Sipil Satu Keluarga Tewas dalam Serangan Udara
Baca Juga: Meta Minta Maaf Usai Translate Kata 'Palestina' Jadi 'Teroris' di Instagram
Pengawas ruangan di rumah sakit tersebut menjelaskan bahwa jumlah korban tewas dari Sabtu hingga Minggu telah mencapai lebih dari 200 orang, termasuk banyak anak-anak.
Banyak di antara mereka tidak dapat dikenali karena luka-luka yang parah. Dokter di rumah sakit Gaza terpaksa melakukan operasi tanpa obat penghilang rasa sakit karena pasokan obat-obatan yang terbatas.
Kepala misi di Yerusalem untuk kelompok Medecins Sans Frontieres, Leo Cans, menyatakan bahwa operasi bedah dilakukan tanpa dosis narkotika yang memadai, bahkan pada anak-anak.
