Network
JURNAL NGAWI - Pertandingan sengit antara Timnas Indonesia U-23 dan Guinea pada perebutan satu tiket tersisa untuk Olimpiade Paris 2024 tidak hanya memunculkan aksi-aksi gemilang di lapangan, tetapi juga kontroversi yang memicu pelatih Shin Tae-yong dikeluarkan dari lapangan.
Pertandingan yang berlangsung di Clairefontaine, Paris, pada Kamis kemarin, menandai momen krusial bagi kedua tim untuk mengamankan tiket menuju panggung Olimpiade yang prestisius.
Namun, pertandingan ini tidak hanya dipenuhi dengan tensi kompetitif, tetapi juga dipenuhi dengan momen dramatis yang akan diingat oleh para penonton.
Pada menit ke-73, wasit Francois Letexier memberikan hadiah penalti kedua untuk Guinea setelah Algassime Bah dilanggar di kotak terlarang oleh Alfeandra Dewangga.
Keputusan wasit ini kemudian menjadi pemicu kontroversi yang memicu protes sengit dari pelatih Shin Tae-yong.
Shin, yang berasal dari Korea Selatan, dengan tegas memprotes keputusan wasit yang menurutnya tidak adil.
Menurut Shin, tekel yang dilakukan oleh Dewangga kepada Algassime sebelumnya adalah bersih dan mengenai bola.
Namun, protes kerasnya tidak diterima dengan baik oleh wasit Francois Letexier, yang memberikan dua kali kartu kuning kepada Shin, mengeluarkannya dari lapangan.
Meskipun demikian, momen kontroversial tersebut tidak berujung pada keunggulan bagi Guinea. Algassime Bah, yang menjadi eksekutor tendangan penalti, gagal memanfaatkan kesempatan tersebut, dengan tendangannya meleset dari sasaran.
